uny.ac.id journal.uny.id library.uny.ac.id
gambar: https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiH3OiXlsnkAhVJWisKHThTArsQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fjolygram.com%2Fprofile%2Fkartun.muslimahh%2Fphoto%2F1922578485272928506_5521016830&psig=AOvVaw2-T-9paut4le53um38NXAp&ust=1568305136430422
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwju85CCl8nkAhXZb30KHca5AC8QjB16BAgBEAM&url=http%3A%2F%2Fyru.or.id%2Forang-tua-menjadi-teladan-bagi-anaknya%2F&psig=AOvVaw36Kkcd37NNL8Gaqej3JlU6&ust=1568305303545498
Before-After For Jannah
(Shevi)
Suara
ayam berkokok dan kilauan silau yang berasal dari celah gorden kamar kesayanganku
menandakan petaka bagiku. Bukan karena aku merasa ada bahaya disekitarku,
tetapi sungguh ini lebih dari bahaya malapetaka di hidupku. Hari ini, tepat
hari yang dijanjikan oleh Umi dan Abi untuk memindahkan aku ke sebuah
‘penitipan’ milik kerabat dekat Abi. Ah
berdosa nya aku jika menyebutkan Pondok Pesantren Al-Ikhlas itu sebagai
‘penitipan’. Aku sangat tidak menyukai hal ini terjadi, harus berapa ribu
alasan yang kulontarkan pada Abi untuk menunda bahkan membatalkan rencana ini.
‘’Ara sayang, ayo siap-siap.
Semangat dong, Umi pengen lihat Ara masuk pondok pilihan Abi’’ ucap Umi sambil
membelai lembut kepala sang anak semata wayangnya itu. Aku hanya tersenyum
kecut membalas perkataan Umi nya. Pasti kalian heran mengapa aku dipanggil Ara,
sedangkan nama lengkapku adalah Marwa Nurul Azaria. Jadi dulu saat aku kecil,
almarhum oma kesayanganku sangat suka memanggilku Ara. Tetapi, aku bisa sangat
marah jika yang memanggil ku dengan panggilan khas keluargaku itu teman ku.
Karena menurutku, ini panggilan yang spesial untukku. Aku keras kepala? Ya, aku
termasuk anak yang susah diatur dan tergolong bandel untuk ukuran anak seorang
pemuka agama di daerahku ini. Dan hampir setiap bulan pasti aku mengikuti
konseling untuk sekedar meminta maaf pada adik kelasku yang menangis sesegukan
jika aku tatap dengan sinis maupun aku tarik jilbabnya saat ia menghalangi
jalanku. Aku sangat beruntung mempunyai Umi yang tetap mau membimbingku dan
datang ke sekolah setiap aku terlibat masalah. Umi berkata, jika beliau selalu
mendoakanku agar menjadi anak sholehah dan kami bisa selalu bersama di Surga
kelak. Maka, aku dipindahkan dari sekolah formal terkenal di Bandung menjadi
sekolah ke pesantren yang bisa aku ramal sangat tidak menyenangkan dan bukan
zona nyaman.
Usiaku yang belum genap tujuh belas tahun ini, aku
sangat haus akan ilmu. Terutama ilmu keagamaan. Kehidupanku kini sangat
berbanding terbalik dengan kehidupanku masa suram. Mengapa? Karena saat ini,
aku seperti bertemu tiga sosok bidadari yang diturunkan Allah khusus di
pesantren ini untuk membuatku mendapatkan jati diri dan kembali ke jalan-Nya.
Bukan tanpa sebab aku ingin menggali agama yang kuanut ini lebih dalam. Ada
suatu kejadian yang membuatku sampai kehilangan semangat hidup. Hidup tapi terasa
mati. Tak punya arah tujuan. Umi kesayanganku harus pergi terlebih dahulu
menghadap Sang Ilahi melalui kecelakaan maut saat selesai mengantarku ke pondok
baruku saat itu. Sepeninggal itu, Abi lebih sering diam dan irit bicara. Di
sisi lain aku bersyukur diberikan pelajaran menyedihkan itu. Apa mau dikata.
Kejadian itu adalah titik balik kehidupanku. Sebuah awal baru. Ah, aku merasa bersalah dan selalu
menangisi keadaanku dahulu. Aku memutuskan untuk meninggalkan kenangan buruk
itu dan menjadikannya pelajaran. Kuputuskan untuk lebih dekat pada-Nya. Ya.
Inilah pilihanku. Aku tahu setelah memilih jalan ini, rintangan besar sudah
siap menghadangku di depan sana. Bahkan mungkin lebih berat dari
rintangan-rintangan hidup seperti biasanya. Semuanya harus kuhadapi demi meraih
predikat tertinggi. Yaitu taqwa.
Ruangan
kecil yang berisi empat kasur lusuh, empat lemari kecil, empat meja belajar, dan
satu kaca besar yang aku lami gunakan untuk sekedar melihat penampilan kita itu
bisa jadi merupakan saksi bisu berubahnya aku menjadi Marwa yang taat pada
agama nya. Aku kerap menghabiskan sore dengan bernyanyi untuk memperbaiki mood bersama si kembar yaitu Saazza
Nazeera yang kerap disapa Azza. Seorang gadis kembar berpenampilan manis asal
Jakarta yang tak bisa berjauhan dengan jilbab panjangnya. Dan kembarannya
Safaza Nafeeza yang sering dipanggil Faza. Gadis ini berbeda 180 derajat
seperti kembarannya, ia sangat tidak menyukai penampilan feminim dan cenderung
acuh pada orang. Mereka mengenalku santri baru saat ingin bertemu keluarganya
di ruang pimpinan ponpes, dan mengetahuiku saat aku hampir pingsan saat menerima
kabar bahwa Umi ku telah tiada, maka mereka yang menguatkanku. Padahal kami
belum saling kenal saat itu.
Untuk
urusan pelajaran dan pengajian di ponpes, kami mempunyai sohib yaitu Nuhfah
Risti yang juga jago tilawah, ia merupakan gadis terkenal di pondok dan sering
mengikuti perlombaan MTQ hingga Nasional. Kami sekamar, tetapi Nuhfah yang
paling jarang di kamar karena kadang sibuk megikuti perlombaan yang menyita
waktunya. Ya, mereka adalah paket lengkap yang Allah turunkan untuk membantuku
bangkit dan memulai hidup dari 0. Aku tak bisa banyak mendeskripsikan kebaikan
mereka. Intinya mereka membuatku merasa lebih berguna dan merasa bahwa Allah
sangat adil untuk seluruh hambanya. Kami ingin persahabatan kita layaknya
persahabatan yang mulia di mata Allah dan suatu saat nanti dapat berkumpul
bersama orang-orang beriman. Alhamdulillah kami pun ingin meneruskan kuliah di
satu kampus yang sama, tetapi beda jurusan. Karena aku lebih suka bidang
kedokteran, Azza bidang tataboga, Faza bidang sastra, dan Nuhfah bidang
akuntansi. Aku ingin hubungan persahabatan kami pun tetap berjalan dengan baik.
Bahkan lebih baik dari sebelumnya. Insya Allah sahabat until jannah. Amiin
gambar: https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiH3OiXlsnkAhVJWisKHThTArsQjB16BAgBEAM&url=https%3A%2F%2Fjolygram.com%2Fprofile%2Fkartun.muslimahh%2Fphoto%2F1922578485272928506_5521016830&psig=AOvVaw2-T-9paut4le53um38NXAp&ust=1568305136430422
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwju85CCl8nkAhXZb30KHca5AC8QjB16BAgBEAM&url=http%3A%2F%2Fyru.or.id%2Forang-tua-menjadi-teladan-bagi-anaknya%2F&psig=AOvVaw36Kkcd37NNL8Gaqej3JlU6&ust=1568305303545498