Penggembara Terasingkan
Pengarang : Khalil Gibran
Penerbit :
Penerbit Saujana
Tahun Terbit :
2003
Cetakan
: Cetakan 1
Tebal Buku : 120
halaman
ISBN : 979-96856-33-3
Kahlil
Gibran lahir pada 6 Januari 1883. Ia merupakan penyair yang lahir di Lebanon
kemudian hidup di Amerika Serikat. Sebelum menjadi penyair terkenal, Kahlil
Gibran menulis drama pertamanya di Paris saat ia umur 20 tahun. Tetapi kisah
sedih menimpa setelah beberapa tahun berikutnya, adiknya dan ibunya meninggal
karena penyakit TBC. Lalu, Kahlil hidup hanya bersama adiknya. Mereka berusaha
untuk bertahan hidup dengan menerbitkan buku-buku karya Kahlil Gibran. Selain
itu, Kahlil Gibran juga mencukupi kehidupannya dengan memahat, melukis,
filusuf, pakar teologi, penulis, dan seniman. Puisinya telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa dunia. Hal itu membuat Kahlil Gibran
menjadi lebih terkenal. Karya-karya Kahlil Gibran tidak perlu diragukan lagi,
antara lain Sayap-Sayap Patah, Sang Nabi, Sang Musafir, Teman Sang Nabi&Pasir Buih, Sang Penggembara, dan
berbagai karya lainnya. Kahlil Gibran wafat pada 10 April 1931 akibat penyakit
sirosis hepatitis dan tuberkulosis yang dideritanya. Semasa hidupnya, Kahlil
Gibran selalu berkarya dan berhasil membawa perubahan dunia sastra. Karyanya
terkenal hingga di berbagai bagian belahan dunia.
Salah
satu buku karya Kahlil Gibran yang berjudul “Sang Pengembara” ini merupakan
versi Bahasa Indonesia terjemahan dari “The Treasured Writings of Khalil
Gibran” yang terbit tahun 1985. Buku ini menceritakan seorang pengembara bernama
Al-Mustafa yang ada di sebuah kota bernama Orphalese. Namun, ia bukan penduduk
asli kota tersebut. Ia merupakan pengembara yang diasingkan di Kota Orphalese.
Ia mencoba bertahan hidup dengan berbagai hal baru. Selama dua belas tahun,
Al-Mustafa tinggal penduduk kota tersebut. Kehadirannya sangat diterima oleh
penduduk asli. Bahkan mereka tak segan memanggil ‘Nabi’ kepada Al-Mustafa.
Hingga waktu kepulangan Al-Mustafa setelah dua belas tahun segera tiba dan akan
ada kapal yang menjemputnya. Hal itu membuat para masyarakat sedih dan merasa
kehilangan. Karena Al-Mustafa dianggap sebagai pendatang yang disegani, maka
para penduduk asli segera menemuinya di pelabuhan sebelum Al-Mustafa pergi.
Al-Mustafa memberi berbagai wejangan dan menjawab dengan bijaksana beberapa pertanyaan
yang dilontarkan kepadanya. Mulai dari pertanyaan seputar hidup, cinta,
perkawinan, anak, kerja, rumah, hukum, kebebasan, akal, waktu,, kematian,
kebaikan, kejahatan, dan berbagai hal kehidupan lain. Jawaban yang dilontarkan
dari Al-Mustafa dianggap sebagai penerang kehidupan mereka setelahnya.
Kelebihan buku ini adalah pemilihan latar yang sesuai dengan suasana
yang diceritakan. Hal ini dapat membuat pembaca terus tertarik membacanya.
Beberapa kalimat juga mengandung pesan positif bagi para pembaca tentang
kehidupan sehari-hari. Kalimat yang disusun termasuk puitis sehingga terlihat
lebih menarik. Dari segi tampilan, buku ini sedikit unik karena ukurannya yang
lebih kecil dari buku atau novel pada umumnya sehingga cukup ringkas untuk
dibawa maupun disimpan.
Selain beberapa kelebihan yang
telah disebutkan tadi, terdapat pula kelemahan. Kelemahan buku ini banyak
menggunakan diksi yang asing sehingga pembaca harus berfikir terlebih dahulu
untuk mengetahui maksud dari penulis. Karena buku ini merupakan hasil
terjemahan dari bahasa asing, sehingga banyak kalimat yang masih rancu dan
tidak mudah dipahami. Sayangnya kertas yang digunakan bukankah kertas dengan
kualitas baik karena sangat tipis dan mudah robek.
Dari buku yang dibuat oleh Kahlil
Gibran ini, saya dapat mengambil beberapa pelajaran hidup karena sesuai dengan
kehidupan. Buku ini sebagian menceritakan tentang cinta, kerja, hukuman,
kebebasan, waktu,agama, hingga kematian.Pesan kehidupan datang tidak hanya dari
orang tua saja, bisa saja datang melalui orang-orang baik disekitar kita.
Contohnya Al-Mustafa, ia memberikan amanat hidup untuk orang yang ada
disekitarnya. Padahal ia hanya pengembara yang diasingkan.
0 komentar:
Posting Komentar